Senin, 14 April 2014

Mitos Bulan Darah (The Blood Moon)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gerhana bulan total yang disebut sebagai Blood Moon atau bulan darah, akan terjadi pada 15 April 2014.

Gerhana ini dapat diamati dari banyak cakupan wilayah Indonesia terkecuali Pulau Jawa bagian barat (Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah), Pulau Kalimantan bagian barat (Provinsi Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Tengah), dan Pulau Sumatra.

Untuk wilayah Indonesia, hanya wilayah bagian timur yang dapat menikmati gerhana merah darah itu. Wilayah Papua dan sekitarnya dapat melihat mengamati mulai Bulan terbit sampai akhir gerhana. Gerhana terjadi siang sampai sore saja, mulai 12.58 hingga 16.33 WIB atau 14.58 hingga 18.33 WIT.

Gerhana bulan total, menurut BMKG, juga akan bisa diamati dari Afrika bagian barat, Eropa bagian barat dan Samudera Atlantik saat bulan sedang terbenam.

Seluruh proses gerhana akan dapat diamati dari Amerika Selatan bagian barat dan Amerika Utara, serta Samudera Pasifik bagian timur.

Proses gerhana pada saat bulan terbit dapat diamati di Samudera Pasifik bagian barat, Australia dan Asia bagian timur.

Namun keseluruhan proses gerhana tidak dapat diamati dari daerah Asia, Afrika bagian timur dan Eropa bagian timur.

Fase gerhana total akan berlangsung selama 78 menit dari keseluruhan proses gerhana yang akan berlangsung selama 3,5 jam dimulai saat Bulan memasuki lingkaran umbra.

Fenomena bulan darah Gerhana bulan memang selalu menjadi fenomena menarik, walaupun blood moon merupakan sebuah kejadian yang sangat jarang terjadi. Alih-alih gerhana bulan total, kita akan melihat bulan bermandikan cahaya merah jingga yang dianggap orang menyerupai warna darah.

Malam nanti adalah malam pertama dari empat gerhana yang akan terjadi dalam kurun waktu 2014-2015. Gerhana berikutnya setelah gerhana bulan total pada 15 April adalah gerhana matahari cincin pada 29 April, gerhana bulan total pada 8 Oktober dan gerhana matahari sebagian pada 23 Oktober 2014.

Banyak orang mendiskusikan makna dari gerhana blood moon ini, beberapa bahkan mengatakan bahwa gerhana ini adalah tanda dari Tuhan mengenai datangnya kiamat. Pastor John Hagee dari Cornerstone Church di San Antonio, Texas, Amerika Serikat (AS) menulis dalam buku terbarunya tentang empat gerhana blood moon. Karena banyak referensi Alkitab yang menyinggung soal benda-benda angkasa, Hagee berkata dikutip oleh ABC News, “ Tuhan menggunakan matahari, bulan dan bintang untuk mengirim sinyal kepada kita di bumi.”

Dari sekian banyak ayat di dalam Alkitab yang membicarakan soal bulan, salah satu yang mencengangkan adalah yang terdapat di kitab Yoel 2:30-31 “Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu. “

Mitos dan cerita seputar bulan Bulan selalu menjadi obyek ketakutan dan imajinasi manusia semenjak dulu. Cahaya bulan, yang sebenarnya hanya sinar matahari yang dipantulkan bulan ke bumi dikatakan mengandung kekuatan mistis. Menurut buku klasik Iona Opie dan Moira Tatem, “Dictionary of Superstitions,” yang ditulis sekitar tahun 1950an, “Para ibu menolak menjemur popok bayi mereka di bawah sinar bulan karena takut sial.”

Sebuah panduan kesehatan yang ditulis pada 1621 menulis anjuran seperti ini: “Saat Anda akan tidur, tutuplah tirai kamar tidur untuk mencegah cahaya bulan masuk karena cahaya itu bisa merusak otak dan mengganggu tidur. Mereka yang tidur di bawah bulan purnama berisiko terkena kegilaan, kebutaan dan bahkan berubah menjadi manusia serigala.”

Buku panduan sihir berjudul “Malleus Maleficarum” diterbitkan pada 1486 mengatakan bahwa “Bintang-bintang bisa mempengaruhi setan-setan. Beberapa pria yang dianggap gila dicabuli oleh setan-setan lebih dari sekali dan setan-setan itu ingin mencabuli mereka sepanjang waktu kalau seandainya mereka tidak dipengaruhi oleh beberapa fase dari bulan.”

Banyak polisi dan dokter percaya bahwa orang-orang akan bersikap gila di bulan purnama walaupun belum ada bukti ilmiah. Para peneliti seperti Ivan Kelly, James Rotton dan Roger Culver dalam penelitian berjudul “The Moon was Full dan Nothing Happened” menguji seratus penelitian dan tidak menemukan adanya hubungan antara fase-fase bulan dan tingkat bunuh diri atau bencana alam.

Dalam beberapa tradisi di tempat-tempat tertentu, menunjuk ke arah bulan dianggap membawa kesialan. Menurut salah satu takhyul di kepulauan Inggris, siapa pun yang menunjuk ke arah bulan sebanyak sembilan kali tidak bisa masuk surga, tidak peduli seberapa baiknya dia. Tidak jelas apakah hal ini berarti menunjuk bulan sebanyak sembilan kali berturut-turut atau tidak atau sembilan kali dalam rentang waktu hidup di dunia.

Claudia de Lys, dalam bukunya “The Giant Book of Superstitions,” menulis bahwa karena bulan bercahaya perak, maka logam perak dianggap sebagai simbol bulan. Salah satu takhyul yang paling umum adalah bila melihat bulan sabit tipis di bahu kiri merupakan simbol keberuntungan, melihat bulan langsung di depan Anda dianggap sebagai keberuntungan di akhir musim; dan setiap permintaan yang dibuat saat melihat bulan baru pertama kali akan dikabulkan. Mereka yang percaya takhyul menganggap bahwa bulan baru cocok dipakai untuk menanam, berkencan, memulai bisnis baru atau berwisata, memotong rambut atau kuku supaya tumbuh lebih baik dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar